Taipan Properti Kamboja Ditangkap Lantaran Menyerang Aktris Cantik Ini dengan Brutal-JPNN.com
PHNOM PENH - Polisi Kamboja akhirnya menangkap seorang konglomerat properti lantaran menyerang aktris TV terkenal secara brutal di sebuah restoran Jepang. Pengusaha tersebut diminta menyerahkan diri setelah video penyerangan itu tersebar luas di media sosial.
Pejabat kepolisian setempat mengatakan pengusaha kaya bernama Sok Bun tersebut sempat melarikan diri ke Singapura untuk menghindari pihak berwenang.
"Tapi akhirnya ditangkap saat tiba di bandara Phnom Penh sebelum diadili," kata para pejabat seperti dilansir AsiaOne, Sabtu (18/7).
CCTV rekaman penyerangan terhadap Ek Socheata, yang lebih dikenal dengan nama SaSa, di sebuah restoran itu telah memicu kemarahan publik di negara di mana orang kaya sering terlihat sulit tersentuh hukum karena sistem peradilan yang korup.
Seperti dilansir AFP, Jumat kemarin, Kepala Kepolisian Pidana Kementerian Dalam Negeri, Sok Khemarin, mengatakan pengadilan kota Phnom Penh secara "resmi telah mendakwa Sok Bun dengan pidana kekerasan yang disengaja".
Dia menambahkan bahwa raja properti 37-tahun itu telah mengaku bersalah dan sekarang sedang ditahan di penjara Prey Sar, di pinggiran ibukota, menunggu sidang. Sok Bun terancam dihukum hingga lima tahun penjara jika terbukti bersalah.
Di Kamboja, kekerasan terhadap perempuan adalah hal yang lumrah. Tetapi menyebarnya video penyerangan brutal ini di media sosial menyebabkan hal ini menjadi berita utama dan isu nasional di sejumlah media di negara tersebut.
Perdana Menteri Hun Sen juga menyarankan agar Sok Bun bersedia menghadapi peradilan dan meminta taipan tersebut untuk menyerahkan diri ke polisi.
Serangan terhadap SaSa oleh pengusaha dan pengawal bersenjata berlangsung pada dini 2 Juli di sebuah restoran Jepang di ibukota. SaSa memperoleh rekaman CCTV kejadian dan mempostingnya di Facebook empat hari kemudian bersama gambar dari luka-lukanya.
Rekaman kekerasan itu menunjukkan dua pria memukuli seorang wanita yang mengenakan gaun hitam, menyeretnya dari sofa kulit dan berulang kali menendang kepala korban saat ia mati-matian mencoba bangkit dari lantai.
Pengawal Sok Bun adalah terlihat mengacungkan pistol. Dalam wawancara dengan AFP, Kamis kemarin, SaSa mengatakan kasus itu berawal ketika Sok Bun mabuk dan tidak menyukai teman Jepang-nya.
"Dia menggunakan sepatu untuk menginjak tubuh dan kepala saya, dia menendang saya dan dia menggunakan sepatu untuk menginjak wajah dan hidung saya," kata perempuan berusia 28 tahun itu.
"Saya sadar KDRT (di Kamboja), namun kekerasan ini begitu kejam. Pemukulan nya tidak untuk menakut-nakuti saya, ia mencoba membunuh saya." tambahnya.
Setelah penangkapan Sok Bun pada Sabtu pagi SaSa kepada AFP mengaku senang taipan itu kini berada di tangan hukum.
"Biarkan hakim dan pengadilan melakukan pekerjaan mereka, yang saya inginkan adalah keadilan," katanya.
Dalam laporan sebelumnya dirilis melalui pengacaranya Sok Bun mengakui melakukan penyerangan itu dan meminta maaf kepada masyarakat.
Ia juga mengatakan telah menawarkan SaSa kompensasi perobatan sebesar 100 ribu dolar AS dan mengundurkan diri dari berbagai badan perdagangan yang diikuti.
Tawaran tersebut tidak serta merta langsung diterima, SaSa malah menuntut Sok Bun membayar kompensasi 200 ribu dolar AS. Tapi SaSa mengaku belum memutuskan apakah akan menerimanya. (ray/jpnn)
from JPNN.COM | Internasional http://bit.ly/1MjIZdU
via IFTTT