Berpuasa tanpa ’’Puasa’’ Berolahraga
SEBUTKAN berbagai jenis olahraga, hampir semua pernah dijajal Ratu Anandita. Profesinya sebagai presenter program sport di televisi membuat perempuan kelahiran Bandung, 31 Januari 1984, itu lekat dengan dunia olahraga. Mulai lari, yoga, zumba, TRX workout, basket, poledance, sampai trail running.
Berpuasa bukan halangan buat Dita, sapaan Anandita, untuk tetap menjalankan hobi berolahraga. Meski, frekuensinya dikurangi karena ingin fokus beribadah. Dia memaparkan, pada hari biasa, saking hobinya berolahraga, frekuensi Dita memeras keringat bisa sampai dua kali dalam sehari. Pagi-pagi, dia memulai hari dengan yoga atau zumba. Lalu, malamnya berlatih TRX.
Di lain hari, dia memilih lari pagi, lalu dilanjutkan yoga saat malam. Bisa juga paginya yoga dan malam TRX workout. ’’Tergantung jadwal kelas yang saya ikutin. Disesuaikan juga dengan jadwal kerja dan waktu untuk istirahat,’’ ujarnya.
Nah, ketika puasa, frekuensinya jauh berkurang. Dalam seminggu sekitar tiga kali. Dia juga memilih jenis olahraga dengan intensitas ringan. Jika biasanya lari full energy, sekarang jadi lari santai dengan jarak hanya sekitar 3 kilometer. ’’Paling enak yoga atau nge-gym sih karena nggak panas,’’ kata Dita yang sedang keranjingan acroyoga tersebut.
Supaya nggak kehabisan tenaga setelah berolahraga, dia memilih waktu olahraga menjelang berbuka. ’’Sekitar pukul 16.00. Pas banget itu. Bisa sambil ngabuburit,’’ tutur Dita yang mengincar ikut Disneyland Half Marathon di California, AS, September mendatang.
Related
Supaya keharusan berolahraga tidak menjadi beban ketika berpuasa, pemilihan waktu sangat menentukan. Trik itu bikin olahraga terasa menyenangkan. ’’Nggak terasa, tahu-tahu pas capek sudah waktunya berbuka,’’ lanjutnya.
Dia menghindari olahraga saat pagi untuk mencegah rasa haus. Ketika malam ada siaran, Dita tidak akan memaksakan untuk berolahraga pagi. Prinsip berolahraga, menurut Dita, adalah jangan sampai mengurangi waktu untuk istirahat. Alih-alih makin fit, jadinya malah sakit.
Meski tergolong sport addict, Dita tidak ingin memaksakan ketika berpuasa. Ibadah jangan sampai terbengkalai gara-gara olahraga. Bagi Dita, ketika berpuasa, olahraga tidak lagi menjadi kewajiban.
’’Ramadan setahun sekali. Olahraga bisa kapan saja. Tapi, diusahakan badan tetap diajak gerak, ya,’’ tegas Dita. Exactly, karena makin nggak dipakai bergerak, badan justru makin terasa lemas. (nor/c5/dos)from jawapos.com rss http://bit.ly/1MTaAiZ